Home

Minggu, 24 Januari 2010

PERSEGI

hidup yang punya begitu banyak dimensi ruang, dimensi yang tak bisa didefinisikan secara pasti oleh ilmuan manapun, tak semudah membahas rumus-rumus persegi yg berdimensi dua. ini jauh lebih melesat kedalam akar-akar pikiran dan jiwa manusia, yang kadang membuat kita tersesat dalam gelap buta. tapi juga kadang membuat hidup jadi lebih punya arti di bandingkan sebuah persegi yang hanya sebatas menghitung alas kali tinggi untuk mengetahui luasnya.

hidup ini beruang-ruang, berongga-rongga, berlapis-lapis, dibalik pintu masih ada pintu, diatas langit masih ada langit. maka bersedihlah diriku melihat makhluk tuhan yg selalu berfikiran sempit yang sama saja memarginalkan dirinya dari segala konstalasi-konstalasi hidup yang sangat luar biasa, membiarkan dirinya terkekang dalam satu paham pikirannya sendiri. setiap sendi dalam hidup pasti beralasan, alasan-alasan itu yang aku cari disini, menembus batas-batas persegi jauh menembus keempat sudut 90 drajadnya. mungkin disana aku menemukan satu demi satu dimensi hidup, terkumpul seperti mozaik-mozaik, lalu terbangun jadi sebuah keteraturan maha pencipta yang tak terbantahkan, dan bisa juga aku tersesat dan bahkan terendap diantara serat-serat kertas. dan aku tak bisa terlepas, aku tak bisa keluar, ini gelap. gelap. gelaaap!!

dimensi pertama yg kutemukan ada saat aku tak lagi bisa melihat kedua orangtuaku, hidupku berubah dalam satu kedipan mata, aku yang masih terbiasa terlelap nyenyak dibalik selimut dan terbangun dengan susu hangat. Dimana isi otakku hanya penuh dengan ribuan mimpi-mimpi yang indah. Usiaku 17 tahun, tak lama saat aku memiliki SIM dan KTP pertamaku, nyawa kedua orang tuakuku terenggut seketika pada sebuah kecelakaan mobil. Dan semua berbeda, betapa sulitnya aku menegarkan diri, mencoba bertahan, tapi tetap saja dengan secara sadar aku pernah mencoba bunuh diri. Sering akal sehatku tak mampu lagi aku kendalikan dengan baik, aku merasakan takut yang mencekam yang luar biasa, inilah kesepian menyakitkan yang kudapatkan dalam hidupku. Mengerikan!!!

Darah merah segar mengucur dari pergelangan tanganku, tak lama dalam hitungan detik m ataku tenggelam dalam warnanya yang merah mengental, semakin merah, merah lalu gelap!. Saat aku tersadar aku berada dalam sebuah ruangan gelap, hanya ada sedikit cahaya dari sela-sela lubang angin, kurasa itu cahaya matahari dan berarti aku ternyata masih hidup.

aku mungkin bisa lolos dari percobaan bunuh diri, tapi tidak dengan rasa sesal yang selalu mencekik leherku kuat-kuat. ingin membunuhku dengan rasa sakit tanpa perasaan. Perbedaan demi perbedaan kian nyata dalam hidupku, tak lagi kuterbangun oleh deringan jam weker yang sering kuumpati "Sialan!!!" kini aku terbangun oleh mimpi buruk, lalu tertidur oleh tangis, terbangun lagi... dan tertidur lagi... Persendianku terasa sangat kaku, jasadku terasa mati namun jiwaku sekang mengembara tak jelas, mungkin tersesat dalam ruang gelap yang tak dapat kumelihat meskipun dengan mata hati.

Mereka datang menemuiku, mencoba membuatku ikut berbicara, ikut tertawa, paling tidak sedikit senyum meskipun getir. namun bibirku kelu, kata-kata merekapun tak dapat kumengerti, memandang kearah mereka aku tak mampu, aku kosong! aku tak tau siang, aku tak tau malam, aku bahkan tak sadar  bahwa dinding-dinding persegi disekelilingku adalah dinding kamarku. setiap hari seorang psikolog datang kesini, seorang wanita setengah baya tiap hari membersihkan tubuhku, memandikanku, orang-orang yang bergantian datang dan pergi meskipun aku begitu berusaha keras untuk mengingat siapa mereka?

mungkin berhari-hari, mungkin berminggu-minggu, aku tak sadar lagi dengan waktu yang berjalan. entah apa yang ada dalam isi batok kepalaku, kadang khayalanku ada meja, ada tali, ada gembok, ada gelap! kadang tervisualisasi dalam benakku hal-hal yang tak dapat kumengerti, bahkan tak jarang aku mendengar suara-suara riuh, ribut, gaduh. lalu akan kembali diam, sunyi, dan sepi! tapi ada satu hal yang pasti!! yang kubantah habis-habisan. Bahwa aku sama sekali tidak gila seperti yang mereka pikir.

continued...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan komen ya!