Home

Rabu, 27 Januari 2010

Permainan Orang Gila

Disini berkumpul orang-orang Insomnia, meninggalkan dunia nyata dan masuk dalam sebuah dunia yang begitu luas tak dapat terukur, tapi uniknya untuk masuk ke dunia itu harus melalui pintu biasanya tak lebih besar dari ukuran TV 20 inci. tubuh-tubuh itu terperangkap dihadapan pintu karena ukuran tubuh yang tak bisa masuk melalui pintu sempit itu, tapi yang lebih unik lagi pikiran mereka bisa masuk sesuka hati, menjelajah tampa harus beranjak dari depan pintu, cukup dengan satu klik. Awalnya aku berfikir bahwa dunia itu adalah dunia yang biasa-biasa saja. dunia yang hampir mirip dengan dunia mimpi tapi disini tak ada yang tertidur. di dalamnya tak ada hukum yang berlaku, tak perlu makan, tak perlu minum, yang kita butuhkan hanya bagaimana menjadi nomor 1 diantara semua sesama orang-orang insomnia yang sudah terpenjara jiwanya disana. dunia ini penuh kompetisi, penuh misi dan petualangan, dan tentunya penuh dengan kejahatan. karena penasaran saya mencoba memasuki dunia tersebut meskipun hanya sebatas didepan pinta, hanya pikiran saya yang punya password untuk masuk, dan tubuh saya hanya ada di depan pintu mengintai, sekaligus mengendalikan apa yang harus pikiranku lakukan didalam sana. ternyata ini sebuah dunia yang luar biasa, didalamnya ada segala macam bentuk makhluk hidup yang tak pernah kutemui di dunia nyata.. begitu imajinatif!!!! dan semua bentuk itu adalah pikiran-pikiran yang sedang dikendalikan tubuh yang ada di dpan pintu yang kebanyakn hanya berukuran 20 inci. Sungguh berbahaya... ternyata terlalu lama berada di dalamnya dengan tubuh dan jiwa yang terpisah, bisa membuat orang waras menjadi gila!!!!

Minggu, 24 Januari 2010

PERSEGI

hidup yang punya begitu banyak dimensi ruang, dimensi yang tak bisa didefinisikan secara pasti oleh ilmuan manapun, tak semudah membahas rumus-rumus persegi yg berdimensi dua. ini jauh lebih melesat kedalam akar-akar pikiran dan jiwa manusia, yang kadang membuat kita tersesat dalam gelap buta. tapi juga kadang membuat hidup jadi lebih punya arti di bandingkan sebuah persegi yang hanya sebatas menghitung alas kali tinggi untuk mengetahui luasnya.

hidup ini beruang-ruang, berongga-rongga, berlapis-lapis, dibalik pintu masih ada pintu, diatas langit masih ada langit. maka bersedihlah diriku melihat makhluk tuhan yg selalu berfikiran sempit yang sama saja memarginalkan dirinya dari segala konstalasi-konstalasi hidup yang sangat luar biasa, membiarkan dirinya terkekang dalam satu paham pikirannya sendiri. setiap sendi dalam hidup pasti beralasan, alasan-alasan itu yang aku cari disini, menembus batas-batas persegi jauh menembus keempat sudut 90 drajadnya. mungkin disana aku menemukan satu demi satu dimensi hidup, terkumpul seperti mozaik-mozaik, lalu terbangun jadi sebuah keteraturan maha pencipta yang tak terbantahkan, dan bisa juga aku tersesat dan bahkan terendap diantara serat-serat kertas. dan aku tak bisa terlepas, aku tak bisa keluar, ini gelap. gelap. gelaaap!!

dimensi pertama yg kutemukan ada saat aku tak lagi bisa melihat kedua orangtuaku, hidupku berubah dalam satu kedipan mata, aku yang masih terbiasa terlelap nyenyak dibalik selimut dan terbangun dengan susu hangat. Dimana isi otakku hanya penuh dengan ribuan mimpi-mimpi yang indah. Usiaku 17 tahun, tak lama saat aku memiliki SIM dan KTP pertamaku, nyawa kedua orang tuakuku terenggut seketika pada sebuah kecelakaan mobil. Dan semua berbeda, betapa sulitnya aku menegarkan diri, mencoba bertahan, tapi tetap saja dengan secara sadar aku pernah mencoba bunuh diri. Sering akal sehatku tak mampu lagi aku kendalikan dengan baik, aku merasakan takut yang mencekam yang luar biasa, inilah kesepian menyakitkan yang kudapatkan dalam hidupku. Mengerikan!!!

Darah merah segar mengucur dari pergelangan tanganku, tak lama dalam hitungan detik m ataku tenggelam dalam warnanya yang merah mengental, semakin merah, merah lalu gelap!. Saat aku tersadar aku berada dalam sebuah ruangan gelap, hanya ada sedikit cahaya dari sela-sela lubang angin, kurasa itu cahaya matahari dan berarti aku ternyata masih hidup.

aku mungkin bisa lolos dari percobaan bunuh diri, tapi tidak dengan rasa sesal yang selalu mencekik leherku kuat-kuat. ingin membunuhku dengan rasa sakit tanpa perasaan. Perbedaan demi perbedaan kian nyata dalam hidupku, tak lagi kuterbangun oleh deringan jam weker yang sering kuumpati "Sialan!!!" kini aku terbangun oleh mimpi buruk, lalu tertidur oleh tangis, terbangun lagi... dan tertidur lagi... Persendianku terasa sangat kaku, jasadku terasa mati namun jiwaku sekang mengembara tak jelas, mungkin tersesat dalam ruang gelap yang tak dapat kumelihat meskipun dengan mata hati.

Mereka datang menemuiku, mencoba membuatku ikut berbicara, ikut tertawa, paling tidak sedikit senyum meskipun getir. namun bibirku kelu, kata-kata merekapun tak dapat kumengerti, memandang kearah mereka aku tak mampu, aku kosong! aku tak tau siang, aku tak tau malam, aku bahkan tak sadar  bahwa dinding-dinding persegi disekelilingku adalah dinding kamarku. setiap hari seorang psikolog datang kesini, seorang wanita setengah baya tiap hari membersihkan tubuhku, memandikanku, orang-orang yang bergantian datang dan pergi meskipun aku begitu berusaha keras untuk mengingat siapa mereka?

mungkin berhari-hari, mungkin berminggu-minggu, aku tak sadar lagi dengan waktu yang berjalan. entah apa yang ada dalam isi batok kepalaku, kadang khayalanku ada meja, ada tali, ada gembok, ada gelap! kadang tervisualisasi dalam benakku hal-hal yang tak dapat kumengerti, bahkan tak jarang aku mendengar suara-suara riuh, ribut, gaduh. lalu akan kembali diam, sunyi, dan sepi! tapi ada satu hal yang pasti!! yang kubantah habis-habisan. Bahwa aku sama sekali tidak gila seperti yang mereka pikir.

continued...

Jumat, 22 Januari 2010

Mereka bilang aku Munafik! mereka bilang aku Pengecut!



Jika hatimu sunyi,
tak berguna riuhnya deburan ombak,
cerewetnya para pedagang pasar,
karena kesunyian adalah kebekuan itu sendiri

Curhatku, ketika merasa sunyi dikeramaian


aku merindukan sebuah kebebasan sejati, kebebasan dimana aku bisa menghirup udara segar dipagi hari, dengan indahnya mimpi dimalam hari, saat tak ada lagi belenggu perasaan, maupun belenggu raga. tapi kenapa hidup selalu saja membuatku takut dengan semua pilihan-pilihannya...???? selalu menempatkanku pada posisi yang sulit. Aku hidup dalam nafas yang terengah bersama tangis, karenanya akupun tak ingin sepanjang hidupku penuh dengan tangis. Hidup??? apakah ia keharusan?? saat apa yang kita rasa benar justru menyakiti orang lain, dan saat kita memilih yang kita anggap benar, kita justru tenggelam dalam dedam dan kebencian seseorang?

Rahasia dan rahasia kian menyilaukan dan membuatku terjebak dalam situasi yang mematikan, saat aku merasa aku harus pergi dari hidup yang seperti ini, kenapa rasa iba, dan rasa takut akan karma terus menghantuiku??

Apa yang sebenarnya yang aku inginkan? mereka bilang aku Munafik! mereka bilang aku pengecut! tapi salahkan jika aku mencoba mengikuti apa yang harus aku lakukan? seandainya keadaan dan kenyataan selalu berpihak pantaskah aku menghianatinya?? banyak keraguan, berulang kali keyakinan itu terusik, dan berulang kali keterusikan itu meyakinkanku kembali, namun dalam diam aku merasa bodoh?

aku takut! aku takut kalau apa yang aku jalani ini adalah sesuatu yang salah, aku takut jika pada akhirnya aku baru menyadari semua yang tidak seharusnya terjadi. aku menjalani ini karena sebuah alasan yang kuat, tapi aku takut jika alasanku itu justru membuatku berdosa padanya?? sering aku menamakan cinta sebagai alasan, yah! aku memang mencintainya, tapi cinta yang tak aku mengerti! cinta yang membuatku tidak menjadi diriku sendiri!!!!

Kamis, 21 Januari 2010

Self Confidence


Self confidence is the difference between feeling unstoppable and feeling scared out of your wits.


Percayakah anda pada diri anda sendiri? Percayakah anda dengan kemampuan anda sendiri? saya sangat berharap jawaban anda adalah Ya!! Pernahkah kita berfikir bahwa semua potensi ada dalam diri setiap manusia, tapi sayagnya banyak sekali diantara kita yang masih terjebak dalam situasi dimana secara tidak langsung telah mengakui Kebodohannya sendiri.

kita terlahir dalam keadaan kosong! setiap detail pengetahuan yang kita dapat dari bayi hingga sekarang melalui proses yang kita sebut secara umum dengan sebutan "Belajar". coba kita tanya pada diri kita saat ini? Apa yang kita tau sekarang? Apa yang kita bisa sekarang??? pastinya tidak kita dapatkan dengan mudah. tapi hal itu akan menjadi kebanggaan dari dalam diri kita.

contohnya mungkin seperti ini, pada saat semester akhir perkuliahan, dosen Metodologi penelitian memberikan tugas membuat sebuah laporan penelitian ilmiah sebagai tugas akhir utuk memenuhi nilai akhir. ini adalah hal yang baru bagi saya, begitu juga dengan teman-teman saya, tapi sebelumnya materi dan metode-metode penulisan karya ilmiah sudah ada dalam mata kuliah Metodologi penelitian. ini adalah hal yang paling saya takutkan sebelum menjadi seorang mahasiswa, apakah saya bisa??? tadinya saya tidak mengerti dengan benar apa itu Skripsi? tapi yang jelas kakak-kakak mahasiswa yang saya kenal hampir seluruhnya membeli naskah skripsi tersebut dengan harga yang tidak murah. apakah si pembuat skripsi itu adalah orang-orang yang terbatas? orang-orang yang langka? itu pertanyaan yang terus menganggu saya. Sesulit itukah membuat sebuah skripsi?? klo si pembuat skripsi bayaran itu bukanlah seorang manusia super (hanya manusia biasa) kenapa kita yang juga manusia biasa tidak bisa melakukannya?

selama perkuliahan Metodologi penelitian selama hampir satu semester, tak ada satupun yang masuk dalam kerangka otakku karena selama perkuliahan tak jarang aku memasang earphone sembunyi-sembunyi ato bergosip ria dengan teman disebelahku. dosennya sangat membosankan, arah perkataannya sulit kumengerti, padahal dimata kuliah lain aku bisa proaktif dalam perkuliahan. tapi semua dah terlanjur, bukanlah ide yang tepat jika aku menyerah dengan mengulang mata kuliah ini di semester depan sedangkan teman-teman seangkatanku sudah maju dalam tahap praktikum kuliah lapangan kerja.

kucoba mendekati dosen dengan meminta silabus mata perkuliahan, kucoba mencari referensi bahan dengan hanya bermodalkan Google. mencoba belajar otodidak mendalami Metodologi penelitian dalam waktu seminggu untuk membayar kemalasanku selama hampir satu semester. meski draft pertama laporanku dikritik habis-habisan tapi paling tidak aku satu dari 24 mahasiswa yang menyerahkan draft laporan tepat waktu. diam-diam aku jadi merasa bangga pada diriku sendiri, sekaligus seperti tercambuk habis-habisan untuk menyelesaikan laporan tersebut menjadi lebih baik.

dan alhasil aku bisa mengerjakannya, yang sebelumnya aku tak pernah percaya kalau aku bisa melakukannya. ini seperti mimpi tapi sekaligus memberiku semangat bahwa tak ada yang tak bisa kulakukan bila aku MAU berusaha. teman-teman terdekatku sibuk mencari seseorang yang bisa mengerjakan tugas tersebut secara gratis maupun tidak. tapi bagiku ini bukan soal gratis atau tidaknya, tapi ini masalah NUTRISI otak yang membuatku merasa berbeda. mereka bisa saja mendapatkan skripsi yang lebih baik dari yang aku punya. tapi mereka belum tentu bisa mempertanggungjawabkan isi dari skripsi tersebut. untungnya ini hanya tugas latihan, pembuatan skripsi yang sebenarnya masih 1 semester lagi. Tak ada maksud lain selain aku merasa prihatin dengan teman-teman saya itu. mereka mungkin bisa mendapatkan semua dengan uang, tapi bagaimana dengan isi otak yang masih kosong???????

ini salah satu akibat kalau mereka tidak percaya pada diri mereka sendiri. aku pernah menawari salah satu dari mereka yakni sahabat terdekatku selama kuliah untuk belajar membuat penelitian itu bersama-sama. tapi dia menolak dengan alasan tidak mampu. aku jadi sanksi dengan alasannya sekaligus ingat sama perkataan dosen Pengkreditanku semester lalu namanya Pak Luicito, "untuk mencapai keberhasilan kita cuma punya dua jalan yaitu 2M (MAU atau MALAS)" karena semua potensi itu ada jika kita mau, dan semua potensi itu menjadi nihil jika kita malas. dan aku merasa sebagian besar rasa malas itu ada hanya karena kita tidak punya percaya diri. Tidak ada kata tidak bisa jika kita mau berusaha! entah siapa yang pertama mengeluarkan kalimat itu tapi yang jelas kalimat itu mengajarkan dan mengubah banyak hal dalam hidupku.

Rabu, 13 Januari 2010

Salah satu Tokoh Luar biasa dalam hidupku.. Part 2

Dia bercita-cita menjadi seorang diplomat, meski puluhan tahun semasa hidupnya hanya mampu mencapai Kalimantan. dalam kondisi yang sangat renta pun semangat seorang Diplomatnya tak pernah padam, kaki kurus kering menyusuri pasar dengan kedua tangan menjinjing dua buah kantong plastik yang besar dan cukup berat, mencoba menjajakan tas kresek kepada para pedagang sayur. apa bila si pedagang sayur bertanya "ini harganya berapa wa?" Dia menjawab "one thousand and five hundred rupiahs". itulah kelebihan sang Diplomatku, ia ingin pedagang pedagang kecil di pasar yang buta pendidikan itu mengenal bahasa asing.

Pada bulan suci Ramadhan tahun 2009 kemarin, ia meninggalkan jasadnya seusai menjalankan shalat magrib. tanpa suara, tanpa mengeluh kesakitan, parasnya yang pucat tak ber Roh itu terlihat penuh kedamaian. Aku sungguh merindukannya...

TULISAN (dongeng seorang penulis) Part 1

Aku memulai bercita cita menjadi penulis saat aku tau apa itu "penulis", aku tak pernah ingat kapan persisinya, tp seingatku aku pernah membaca sebuah buku diperpustakaan sekolahku saat kelas 3 SD, sebuah buku bergambar yang bercerita tentang seorang anak perempuan yang pemalas, dan jorok. dan anak perempuan itu bertemu dengan seorang peri yang cantik di sebuah taman yang sangat indah dipenuhi pohon-pohon dengan buah buahan yang ranum dan segar dan bunga bunga yang bermekar indah, sang peri berkata bahwa kamu boleh memakan semua buah yang ada disini tapi sebelumnya kamu harus mencuci tangan. tapi si gadis tak mengikuti apa kata sang peri, dia petik buah apel dengan warna merah ranum yang begitu menggiurkan, saat buah apel itu ingin ia masukkan kedalam mulut, tiba-tiba tangannya beku seperti es. saat si gadis berusaha menggerakkan tangannya, semakin tangan itu beku dan kaku.

buku yang aku ingat berisi 40 halaman itu, menjadi favorit teman-temanku! buku itu dipinjam selama berhari-hari, secara bergantian, bahkan brebutan hingga sampulnya sobek persis di wajah peri yang cantik jelita. aku meneyelesaikan membaca buku itu selama 5 menit, dengan masih berdiri di depan rak buku perpustakaan saat aku menemukannya buku bergambar tanpa nama penulis dan yang aku pun lupa judulnya itu diantara buku-buku pelajaran yang disetiap sudutnya bertuliskan "Milik Negara Tidak untuk Diperdagangkan". tapi aku tak mengerti kenapa teman-temanku butuh waktu berhari-hari untuk membacanya. padahal buku itu hanya berisi dua kalimat disetiap halamannya.

saat itu aku lebih suka membaca buku yang penuh dengan tulisan, tapi tidak dengan angka-angka. nilai matematikaku tak pernah kurang dari nilai 10, tapi entah mengapa aku tidak suka membaca buku-buku pelajaran matematika, aku lebih mengerti penjelasan guru dengan coretan-coretan dipapan tulis hitam berdebu.

Aku bosan dengan buku-buku yang ada diperpustakaan yang hampir semuanya bergambar dan penuh dengan angka! yang bahkan lembaran-lembarannya mulai berhamburan, hilang, dan sebagian jadi pembungkus nasi kuning di kantin sekolah yang harganya 300 perak perbungkus.

didesaku aku tak mengenal toko buku, sebagian besar buku yang saya baca adalah buku perpustakaan sekolah, dan buku yang aku temukan dirumah entah itu dilaci, lemari pakaian, di kolong tempat tidur yang tadinya adalah penyangga kaki-kaki ranjang biar seimbang, bahkan setiap pagi aku sarapan nasi kuning 300 perak dikanting sekolah sambil membaca bungkusannya.